Opini: Budaya Antri & Konsekuensi Logisnya

Judul artikel opini ini adalah uraian pengalaman pada saat berkunjung ke salah satu kota besar di luar Jawa. Saat antri untuk check in di bandara, orang-orang yang antri mendekati counter check in secara spontan, tanpa urutan. Tidak ada petugas bandara yang mengatur barisan serta menertibkan proses ini.

Sabar punya sabar, kalau diperhatikan ternyata cara kerja petugas airline juga sedikit kelamaan, entah karena infrastruktur sistem yang kurang menunjang, kemampuan SDM yang terbatas, atau sebab-sebab lain yang tidak terungkap dalam pengamatan sekilas itu.
Akibat logisnya mulai ada satu orang yang tidak sabaran, mulai maju ke counter menanyakan kenapa begitu lama; diikuti oleh penumpang lainnya. Akhirnya semua orang mulai berjuang dengan hukum rimba, siapa yang lebih agresif menang, dapat duluan. Walah... gimana nih...!

Nah dari pengalaman di atas, terbersit sebuah ungkapan yang saya kira cukup logis, bahwasanya... budaya antri menuntut sikap profesionalisme dari pemberi layanan (dalam kasus di atas adalah petugas check in dari airline ybs).



Tanpa dukungan kemampuan untuk bekerja cergas, niscaya kepercayaan orang dilayani akan menurun, akibatnya ketertiban yang diharapkan tidak terwujud.
Bekerja dengan gesit adalah salah satu kelebihan kalau bukan syarat memacu profesionalisme dan berujung pada kemajuan karir. Gesit di sini artinya berusaha mengurangi waktu tunda (delay time) menjadi seminim mungkin.

End of Opini ... :)

Sumber Info Lainnya
Pengalaman dari orang lain seringkali mendorong ide dan gagasan baru dalam mengatasi suatu masalah. Salah satu cara belajar dari orang lain adalah mencermati apa yang dialami orang lain yang dituangkan dalam kasus yang ditanyakan di website.

Have a nice day,

kiki4hire - your personal consultant on web

Links: Artikel Lainnya            Web kiki4hire        Contact us          Our FB Profile



No comments:

Post a Comment

Silakan komentari