Percepatan Pengalaman VS Kerja Keras

Artikel ini boleh juga disebut sebagai terusan dari artikel sebelumnya "Sudahkah Anda Bekerja Keras?". Di tulisan ini bakal diomongin bagaimana cara mendapatkan percepatan pengalaman melalui kerja keras.

Berikut ini contoh yang dikutip dari tulisan lama di blog lain (sudah tidak aktif):
Kalau ditugasi membersihkan dan menyapu halaman misalnya, hari pertama lakukan dari kiri ke kanan, semua daun, debu dan sampah dikumpulkan didekat pintu; hari kedua, mulailah berpikir cara yang lebih mudah, cepat, dan praktis untuk menyapu halaman yang sama, dari belakang ke depan, semua daun, debu, dan sampah dikumpulkan di sisi pagar berjajar baru dikumpulkan. Hanya dalam dua hari saja halaman sudah disapu dengan dua cara berbeda, hari berikutnya dapat menggunakan salah satu cara di atas atau mencoba cara baru lainnya dan seterusnya untuk mencapai hasil yang optimal paling bersih, paling cepat, paling mudah.

Pola tindakan di atas dapat melatih pola pikir dan kebiasaan baik untuk selalu mencoba cara terbaik, tercepat, termudah untuk mencapai tujuan yang sama; melatih diri untuk terbiasa pada perubahan.
Kalau disimak kerja kerasnya bukan semata-mata menyapu sampai bersih saja tiap hari, tapi berpikir kreatif setiap saat bagaimana menghasilkan perbedaan dengan yang sekedar bekerja keras. Di sini jugalah bekerja cerdas dapat diperoleh kalau kita bekerja keras. Tanpa mau mencoba sesuatu yang baru dengan melakukan pengulangan - bagian dari kerja keras - hasilnya ya sama saja, jurus tidak berkembang lalu efisiensi yang diinginkan tidak akan tercapai.

Percepatan Pengalaman

Sekarang ini ada beberapa sekolah yang menerapkan sistem pendidikan akselerasi, kelas 2 SD lompat ke kelas 4, lewati yang kelas 3; ini adalah dunia pendidikan. Tapi tempat kerja dalam berusaha & kejar karir sedikit berbeda. Percepatan pengalaman dilakukan dengan bekerja keras, berpikir keras, dan upaya maksimal lainnya untuk mengejar pengalaman orang lain yang bekerja lebih lama dengan cara biasa. Hasilnya: seseorang yang baru bekerja selama 6 bulan bisa setara pengalamannya dengan yang telah bekerja 1 tahun misalnya.

Bisa dibayangkan kalau orang ini yang telah bekerja keras, belajar dengan secepat-cepatnya untuk dapat memulai fase bekerja cerdas, bekerja selama 2 tahun; artinya orang biasa memerlukan waktu minimal 4 tahun dalam perumpamaan di atas, alangkah luar biasanya bukan?

Dapat dibayangkan berapa besar kekuatannya untuk naik jabatan, mendapatkan fasilitas lebih, gaji lebih dst. Bakal di sebut sombong? Hmm kalaupun dia membanggakan prestasinya, itu adalah hal yang wajar bukan? Sombong atau tidak hanya bergantung cara mengungkapkannya.

Nah, semoga tulisan ini menginspirasi makna kerja keras dan kerja cerdas dalam konteksnya mendatangkan percepatan dalam perjalanan karir.

Secara ungkapan ada teman yang bilang begini: amatilah apakah anda bekerja 10 tahun sama dengan 10 x 1 (pengalaman sepuluh tahun satu kali) atau 1 x 10 (pengalaman satu tahun diulang 10 kali).

Peran Mentor
Saat anda ragu apakah cara dan strategi mengejar karir anda ini sudah benar, atau saat anda punya masalah pribadi yang menggerogoti kemampuan anda berkembang secara profesional, konsultasikanlah masalah anda pada kami, konsultan pribadi online di www.kiki4hire.com. Semua pertanyaan adalah pertanyaan yang baik tidak ada yang benar atau salah; jangan ragu untuk membuka case dan bertanya pada para konsultan kami.

Seringkali banyak sekali alasan untuk tidak terbuka dan tidak mau menerima hal baru tapi silakan anda coba layanan kiki4hire, kenali filosofi konsultasi pribadi online ini supaya anda lebih mengenal peran Mentor yang dapat menunjang kemajuan pribadi anda. Semoga bermanfaat.


-kiki4hire-



twitter: @kiki4hire @konsultangoceng @k4htweet
website: http://www.kiki4hire.com
tutorial: http://www.kiki4hire.com/index.php?mib=tutorials
blog: http://kiki4hire.blogspot.com
email: info@kiki4hire.com








20 comments:

Silakan komentari